Racau Rantau
Rindu hari-hari baringan di rumput sambil tengadah ke langit lihat Bimasakti dan bulan yang bulat bercahaya
Pulang tak bisa
Pergi tak bisa
Tiada tempat untuk disebut pulang
Tiada tempat disebut tujuan
Hari-hari rantau menengoki jejak-jejak yang semakin dihapus masa
Silam tak lagi punya daya
Sedang esok selalu adalah kemungkinan-kemungkinan yang dikandung oleh penantian
Waktu yang panjang
Waktu yang berbelit-belit seperti tali plasenta, penantian pada kelahiran
Segala yang benar-benar dimiliki adalah kini
Ah, bulan di atas kuburan
Aku sekedar anak rantau yang sudah dicabut paksa dari akarnya
Terlunta pada ibukota yang tak lama lagi gugur sebagai ibu
Menerima amnesia sebagai anugerah, walau pula terasa beratnya kutukan lupa
Tak punya apa-apa
Selain harapan dan doa-doa