Manisfesto Yatim Piatu
Seorang yatim piatu tidak punya kemewahan buat mengeluh.
Apalagi untuk berbuat masalah tanpa bisa menanggungnya. Ia sudah musti paham
bagaimana mengukur daya dan upayanya. Dan tidak coba-coba bikin perkara yang
tak bisa diakali juntrungnya. Ia sudah harus tahu hakikat tentang berdiri
sendiri, tanpa membuat repot.
Sebab kalau bikin repot, tiada bapak-ibu yang bakal bantu.
Seorang yang tidak punya bapak-ibu semestinya tahu diri. Tahu dimana
kakinya musti memijak. Tahu bagaimana menenteng keseluruhan dirinya seorang
diri. Bukan karena ia lebih hebat ketimbang yang punya bapak-ibu, tapi karena memang sudah semestinya
yang tak punya bapak ibu tahu bagaimana membawa dirinya. Selagi anak lain
dibawa orang tuanya, ia harus sudah tahu bagaimana membawa diri sendiri. Kalau
ia tak tahu, tamparlah diri sendiri sebelum petaka yang menampar.
Kalau tak tahu, tak selalu akan ada yang memberi tahu. Kecuali jika terus cari dan
cari hingga semesta berbelas dan keberuntungan menyambut.
Kalau sudah paham dan laksanakan ajaran ini, niscaya tak
punya bapak ibu pun takkan terasa begitu mengganggu. Sedu sedan pun akan dengan
mudah berlalu. Sehingga tak perlu berbalada yang itu-itu melulu tentang jadi
yatim piatu.
Bangun!
Terimalah jalanmu dan hidup sebaik - baiknya!